Mengenai Saya

Foto saya
Tahun 2010 bersamaan dengan bermulanya cerita baru, setidaknya itulah yang terjadi pada aku. Tahun 2010 banyak membawa hal baru, Begitu heboh sampai aku sendiri takjub, jub…jub…. Anehnya lagi, untuk 2010 ini aku tidak membuat resolusi apa-apa. Just flow like water… pokoknya ada yang berubah deh. Namun di tengah semua kejadian itu, aku ternyata banyak belajar. Belajar untuk ‘melihat lebih’, ‘mendengar lebih’ dan ‘berbicara kurang’. Entah sampai kapan aku akan berdiam sebagai ‘pengamat’. Atas lembar hariku yang setiap hari berganti… Just flow like water, mungkin aku coba dengan ‘mode’ ini dulu deh, siapa tahu memang membawa pembaharuan.

Minggu, 19 Februari 2012

Terima Kasih Sudah Pernah Menyakitiku

Hari Minggu kemarin begitu indah , namun sayang hanya kuhabiskan di atas tempat tidur meski tak bisa istirahat dengan baik karena suara berisik di luar yang sangat mengganggu, tapi Alhamdulillah demam yang kurasakan semenjak jum'at sore sudah berangsur turun . Dia memberiku sakit di hari libur yang cerah itu agar aku menggunakan waktuku untuk istirahat Tuhan memang maha tahu apa yang kita butuhkan, karena itulah dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Sebagai contoh Dia memberi kita rejeki yang berlebih , Dia tahu kita butuh itu untuk kita syukuri, bagikan dan sekaligus menyuruh kita untuk belajar bijaksana dengan rejeki berlebih yang dilimpahkan -Nya . Dia memang selalu punya rencana indah untuk kita , sudah seharusnya kita bersyukur dan tak lagi mengeluh .Sama halnya di saat kita dipertemukan dengan orang -orang yang menyakiti kita . Sudah seharusnya kita juga berterimakasih padanya, bersyukur pada -Nya karena telah mempertemukan kita dengan dia . Karena Dia tahu kita membutuhkannya. Dan di saat orang yang kita cintai meninggalkan kita , semua itu ditujukan agar kita bisa menghargai waktu dan menjaga orang yang kita cintai selagi dia masih ada bersama kita . Dia tahu kita butuh dipertemukan dengan orang yang menyakiti kita , agar kita tahu bagaimana rasanya disakiti dan kelak sebisa mungkin jangan menyakiti orang lain , kita dipertemukan dengan orang yang tidak menghargai atau merendahkan kita agar kita tahu bagaimana menghargai orang lain dan tidak merendahkan orang lain, kita dipertemukan dengan orang yang membenci kita agar kita tahu bagaimana menjadi baik dan tidak di benci , agar kita bisa berlatih sabar dan ihklas. Dan pasti masih banyak alasan- alasan lain yang akan bisa kita temukan jika kita renungkan . Mari berterimakasih pada orang yang menyakiti kita
:)Terima kasih Kepada mereka yang meninggalkan ku se' orang diri , terima kasih Tanpa kalian aku tidak akan pernah menemukan diriku sendiri . Kepada mereka yang selalu mencelaku , terima kasih . Tanpa kalian aku tidak pernah memperbaiki kesalahankuu . Kepada mereka yang selalu menghakimikuu , terima kasih . Dari kalian aku belajar melihat orang lain tidak hanya dari penampilan luar saja . . Kepada mereka yang menganggapku lemah dan tak berdaya , terima kasih . Dari kalian aku bisa belajar untuk selalu berharap kepada TUHAN . Kepada mereka yang telah mentertawakanku , terima kasih . Tanpa kalian , aku tidak pernah belajar untuk mengintropeksi diri . Kepada mereka yang telah menyakitiku , terima kasih . Tanpa kalian , aku tidak akan pernah belajar mengampuni . Kepada mereka yang telah mengecewakanku , terima kasih . Tanpa kalian , aku tidak pernah bisa belajar memahami orang lain . Kepada mereka yang berfikir bahwa aku tidak dapat melakukan sesuatu , terima kasih . " Karena tanpa mereka , aku tidak akan pernah mencoba sesuatu yang baru ataupun sikap baru "

Do'aKu untuk PERBEDAAN ini

Bersyukur, bersyukur, dan bersyukur.. Alhamdulillah Ya Allah..

Engkau memberikan nafas setiap hari..
Kesempurnaan tubuh yang sehat..
Kecerdasan otak yang luar biasa..

Engkau menganugerahkan keluarga yang sangat lengkap, yang sangat mencintai dan saling menyayangi..

Engkau mengirimkan sahabat-sahabat terbaik selama hidup ini.. Sahabat-sahabat yang membawa ke dalam kebaikan dan kemajuan, sahabat-sahabat yang dapat diajak berjuang bersama..

Engkau memberikan musuh-musuh yang selalu membicarakan diriku dibelakangku, musuh-musuh yang selalu ingin melihatku kalah dan terjatuh, musuh-musuh yang bahagia saat aku menangis, tapi sayangnya, Engkau berikan aku kekuatan, sehingga semua tujuan mereka gagal, karena aku terlalu kuat..

Engkau mempertemukan aku dengan pria yang berbeda keyakinan denganku, mempertemukan kami, menanamkan rasa sayang yang luar biasa dalam hati ini, rasa takut kehilangan yang tak pernah hilang, rasa khawatir, rasa rindu setiap detik. Pria yang sangat sabar, sangat cuek, sangat mendukung aku dalam segala hal. Pria yang menyayangiku, yang ingin aku bahagia, yang ingin aku selalu ada didekatnya. Pria yang ingin aku jadikan garis terakhirku, aku jadikan pria pertama yang aku lihat saat aku membuka mata dan pria terakhir yang aku sayangi. Engkau mengujiku dengan rasa sayang ini, aku tahu, ini tidak akan bertahan lama, aku tahu, aku hanya tinggal menunggu waktu, saat aku harus benar-benar melepaskan semua tentang pria ini, melepaskan dia untuk wanita lain, membiarkan dia menemukan kebahagiaannya sendiri. Aku mohon, kuatkan aku, kuatkan dia, kuatkan kami berdua untuk melewati masa-masa bahagia saat ini dan melewati masa-masa harus melepas semua yang kita bangun saat ini. Karena kami tahu, jalan kami sangat berbeda  tolong jaga dia, buat dia bahagia, Tuhan, dengan cara-Mu 

Terima kasih Tuhan atas semua yang Engkau berikan padaku, udara, air, makanan, minuman, kesehatan, ilmu, keluarga, sahabat, mimpi, cita-cita, aku tak sanggup menyebut satu-satu Cinta yang Kau berikan padaku, terima kasih, alhamdulillah. Masukkan aku, kedua orangtuaku, keluargaku, sahabat-sahabatku ke dalam surga-Mu, hindarkan kami semua dari siksa dunia-Mu, siksa kubur-Mu, siksa api neraka-Mu. Hindarkan kami semua dari mara bahaya, mala petaka, dari hal-hal yg gaib, yg buruk, dari orang-orang yg kafir, zalim. Tuntun kami semua ke jalan-Mu yg lurus. Wafatkan kami dalam keadaan khusnul khatimah, mati syahid. Tinggikan derajat kami dunia-akhirat. Selamatkan kami dunia-akhirat.

Amin amin amin amin amin.

Terima kasih, Ya Allah..

Satu Cinta Beda Agama ( Salahkah ?? bila kami BERBEDA)

Jika Tuhan menjadikanmu berbeda keyakinan denganku, apakah Tuhan juga akan menjadikanmu bukan milikku?

Jika agama mengajarkan kebaikan, lalu mengapa agama mengharuskan perpisahan? Sedangkan pada dirimu kulihat kebaikan?

Jika harus bersama dia yang sama keyakinan tanpa cinta dan kasih sayang, apa itu bentuk kebaikan ajaran agama?

Tuhan kami sama-sama satu, kami hanya berbeda perantara. Bukankah Tuhan penuh cinta dan kasih sayang? Kenapa kami dipisahkan karena perbedaan agama?

Tuhan menyuruh kita menikah karena agama dan takwa. Jika agamanya dan agamaku memiliki Tuhan yang sama, kenapa kami tetap tak boleh bersama?

Jika agama kami berbeda nama, namun Tuhan kami tetap sama kenapa manusia masih membedakan nama? Bukankah cinta kami kehendak Tuhan juga?

Kami dipisahkan aturan manusia atas nama aturanmu, Tuhan. Kami tak tahu harus mengadu kemana selain kepadamu. Namun, mereka masih saja tetap tak peduli pada hati.

Lalu dipaksakan kepada kami pasangan seagama yang tak kami cintai.

Jika kami menuruti kehendak mereka lalu menikah tanpa rasa di hati, apa Tuhan merestui pernikahan kami?

Apakah pernikahan yang dipaksakan atas nama kebaikan agama ini sebuah kebaikan? Apa memisahkan dua orang yang saling mencintai itu sebuah kebaikan?

Aku mengadu pada Tuhanku, pun ia pada Tuhannya, Tuhan kami yang Esa. Kami menangis tanpa mampu memberontak. Kami menyayangi Tuhan kami.

Mereka bilang salah satu dari kami harus pindah agama. Apa itu menyelesaikan masalah? Apa itu sebuah solusi? iman kami ada di hati, bukan di KTP!

Jika kami harus terusir, maka usirlah kami. Bukan mengusir kami dari Tuhan kami. Ijinkan kami menyayangi Tuhan kami dengan iman kami.

Mereka bilang kami akan masuk neraka, ditolak surga. Kami hanya ingin saling mencintai, memiliki. kami menyayangi Tuhan kami. Biarkan Tuhan kami yang menentukan.

Kami menyayangi Tuhan kami bukan karena imbalan, surga pun neraka. Cinta kami pun bukan untuk diperjualbelikan atas nama agama. Jangan paksa kami menjual iman dan Tuhan kami.

Kini kami terpisah dan kalian tetap tak peduli. Kalian tak peduli betapa hancurnya perasaan kami. Kalian tertawa atas nama agama.

Tuhan, mereka bilang ini kehendakmu. Kami tak yakin kau mempertemukan kami hanya untuk sebuah penderitaan. Kami percaya padamu.

Kami percaya kau maha menyayangi. Kami percaya kau menyayangi hambamu yang menyayangimu. Perbedaan ini hanyalah baju, bukan hati kami dimana iman kami memujamu.

Jika perpisahan ini pun kehendakmu, maka jagalah kekasihku. Jagalah hatinya dari rasa duka karena perbedaan ini. Tuhan, lindungi dia.

Tiap tetes airmatanya bukanlah kesedihan karena kami tak bisa bersama, Tuhan. Tapi karena mereka membedakanmu atas nama agama.

Tuhan, kau mengetahui apa yang terbaik bagi kami. Jika kami lancang saling mencintai, maka jangan kau berikan rasa seperti ini kepada orang lain.

Cukuplah kami yang merasakan cinta seperti ini. Cukuplah mereka membedakanmu karana nama agama yang berbeda. jangan lagi ada kepedihan seperti ini.

Kami tahu, tak ada solusi selain kami disuruh berpisah, bersabar atau menjual agama kami. Sekali lagi, tidak! Biarkan kami saling mencintai dengan cara kami.

Silahkan bilang kami bodoh, bebal atau apa pun. kami menyayangi Tuhan kami, kami pun salin menyayangi satu sama lain. Biarkan kisah kami menjadi dongeng duka.

Agar cukup kami yang meneteskan airmata kepedihan. Karena perbedaan yang dibuat manusia. Atas nama surga dan neraka pun atas nama Tuhan.

Tuhan, kami titipkan rasa ini kepadamu. Darimu semua berawal, rasa ini pun milikmu. Ijinkan kami menikmatinya kelak di kebun cintamu.
Kami tak menyesal saling mencintai dan menyayangi. Bukankah engkau yang mengajarkan kami rasa itu? Tuhan, kau tahu kami memujamu, yang Esa.

Jika takdir kami harus seperti ini, maka kami menerimanya dengan kepatuhan karenamu. Bukan karena mereka yang meributkan nama agamamu.

Kekasihku, mungkin ia kini tersudut sepi dihimpit duka. Tuhan, beri ia keteduhan. Yakinkan semua ini kehendakmu. Aku mohon, Tuhan. Beri ia hati yang lapang. Untuk memahami bahwa cinta kami adalah kehendakmu, sebagai kisah untuk mereka yang saling mencintai namun berbeda agama.

Tuhan, maaf jika aku terlalu banyak menyebut namamu untuk masalah kami yang tak sepatutnya membawa-bawa namamu yang suci itu.

Dan mereka yang selalu membedakanmu karena nama agama, beri mereka kebaikan dan kasih sayangmu.

TENTANGNYA

Insan ini ku serahkan hati ku dan telah ku sandarkan harapan agar hati ini dijaga rapi olehnya namun nyata insan ini tidak menghargai hati dan perasaan di hati ini. Mungkin pada mulanya, aku hanya memandang kepada faedah yang ku miliki andai aku bersamanya namun setelah mengenali hati budinya. Aku tidak sanggup untuk mempergunakannya demi kesenangan ku..

Dari awal, hati ini ku tegah dari jatuh cinta buat kali yang keduanya kepada insan bernama lelaki, bagiku lelaki, sama sahaja. Tiada apa yang membedakannya. Tapi hakikatnya, antara 1000 ,ada 1 yang benar-benar dipanggil LELAKI SEJATI yang setia akan Cintanya, yang berpegang teguh pada Kata Janjinya. Susah mencari nya karena dia 1 antara seribu.. bukan senang menilai mana kaca mana permata.

Setelah mengenalinya, sikap, pribadinya, kasih sayangnya, perhatian nya membuat aku yakin,mungkin dia adalah antara 1 permata yang ku cari namun aku tidak mau pisang berbuah 2 kali. Ku teruskan hubungan ini dengan harapan aku tidak akan pernah jatuh hati kepadanya. Namun aku hanya manusia biasa, tak mampu melawan takdir Allah swt.

.. indah nama sebaik pribadinya… indah pekertinya serta budi bahasa… dia tempat ku curahkan segala masalah serta tempat ku memberi pendapat, telah aku coba memperbaiki diri ini agar sempurna disisi nya. Aku manusia biasa, taklah sesempurna kekasih Allah, Nabi Muhammad saw… Namun aku ingin menjadi Zulaikha yang tulus kepada Kekasihnya Yusuf… Mampukah aku?

Sekian lama mengenalinya, aku makin mengenali hatinya.. Mulia pribadinya, Tak salah apa yang aku dengar mengenainya. Pada pandanganku, walaupun hendak dibandingkan dengan rupa mungkin dia tidak seindah Sulaiman, tidak setampan Yusuf namun aku bangga untuk memperkenalkannya kepada keluargaku bahwa dia adalah permata yang aku jumpai didalam timbunan kaca. Aku bangga mencintainya walaupun diriku juga tidak secantik Balqis, tidak setulus Zulaikha dan aku juga bukanlah teman yang istimewa seperti Siti Khadijah kepada Nabi Muhammad saw.

Namun sudah ada pepatah dalam hidup kita, Jangan disangka siang seterik in, mungkin Hujan di tengah hari…. Bahagia yang aku impikan hanya ibarat Pelangi Petang, yang terindah antara kami hanyalah bersifat sementara.Tiada CINTA yang abadi melainkan CINTA kepada Allah swt. Sadarkah kita akan pepatah itu ???

Di saat aku ditinggalkannya , hati ini meronta, kecewa dengan apa yang terjadi…hati ini jauh tidak merelakan perpisahan ini namun sudah tersurat , hubungan ini hanya mampu bertahan untuk sementara. Maka aku terpaksa merelakan dalam keterpaksaan. Aku yakinkan diriku bahwa hadirnya hanya sebagai “Tamu di Kamar Hati” ini namun rupanya dia hadir sebagai “Pelangi Petang” tak bercahaya namun ia menyerikan. Rupanya dalam tidak sadar, dia telah ku cintai dan mendapat tempat di hati ini. Aku tersiksa dengan memendam suara hati ini, bertanya-tanya alasan kenapa dia pergi meninggalkanku secara tiba-tiba?? Apa mungkin aku tidak layak untuknya?? Atau mungkin benar dia tidak menginginkan hubungan ini?? Benarkah alasan yang diberikannya atau sekedar menutup lubang yang digalinya sendiri?? Hidupnya hanya untuk Allah swt, keluarganya serta kesendiriannya.. Mengapa setelah hati ini mulai mencintainya, dia pergi tinggalkan ku sendiri??

Aku BOHONG, Kau PEMBOHONG (Surat terakhir untuk kau renungi )

Ternyata aku lebih nyaman sendiri ...tulismu pada sebuah pesan singkat yang kuterima seperti kertas kumal di meja kamarku. Hanya beberapa kata. Tanpa nama, tanpa tanda tangan. Tetapi pesan singkat itu adalah tulisanmu. Aku mengenalmu jauh lebih dari kau mengenal dirimu sendiri.
Andai saja kau ada di kamarku ketika kubaca SMSmu, pasti kau tak bisa melukiskan kekecewaanku yang mendalam. Jiwaku terasa menggelepar. Ruhku terasa mendesak keluar. Perih. Sungguh perih. Kata-kata yang mampu menerobos jantungku hingga aku bungkam dan denyut nadi mati terasa. Kau sungguh pintar merobek hatiku.
Yang tak habis kupikir adalah kenapa kau hanya meninggalkan beberapa kata dalam SMS. Kenapa tidak kau tulis puluhan, ratusan, atau ribuan kata di SMSmu itu agar aku tak kesakitan seperti ini. Kau tahu,SMS itu selalu terngiang di telingaku. Mungkin jika kau tulis panjang surat, tak ada kata-kata yang terngiang di telingaku karena terlalu banyak kata yang mesti kuingat. Sungguh, kau tikam jiwaku melalui SMS itu. Sakit sekali. Kau sama sekali tak menghargaiku. Bahkan untuk sekedar mendengar suaramu terakhir kalinya,mungkin kau menganggapku seperti kertas kumal yang dengan mudah disobek dan diremas lalu dibuang ke bak sampah.
Kuakui salahku yang pernah membohongimu lalu terus saja kau katakan aku pembohong tapi kali ini akan kupinjami kau kaca ingatkah apa yang pernah kau katakan kau bilang akan menerimaku apa adanya,siapapun dan bagaimanapun aku tak kan kau tinggalkan aku lalu berjanji tak kan pernah berbeda tapi nyatanya kau bisu,diam senyap tak ada penjelasan hanya mematung dalam duniamu sendiri lalu kini tiba2 kau bilang lebih nyaman dengan kesendirian tak nyaman dengan hadirku yang jelas2 pernah kau katakan hanya ingin bersamaku karena denganku kau rasa bahagia
Tidakkah kau sadari itu? (Kau BOHONG...PEMBOHONG!!!) Dan aku pernah BERBOHONG
Sesungguhnya kalau kau mau sedikit berpikir jauh dan positif tentunya.
Jika aku salah, maafkan aku. Perpisahan bukan satu-satunya solusi untuk hubungan kita. Kumohon kembalilah padaku. Mari kita perbaiki kancing yang salah terpasang. Kesalahan adalah untuk kita mengetahui apa yang benar. Tidak ada salah kalau tidak ada sesuatu yang benar. Begitu pun sebaliknya.
Seharusnya kau mengerti itu. Tapi kau tak mau mengerti. Kau selalu mengeluh dengan watakku yang jauh berbeda denganmu yang (kau anggap) manusia paling mampu menjaga lisan sehingga apa yg kau katakan selalu tepat dengan kenyataan (MUNGKIN) Aku coba untuk tolerir dan menghargai terhadap apa yang kau lakukan. Walaupun kau tak bisa menolerir apa yang kulakukan.
Kadang kuubah diriku menjadi periang, tapi aku memolesi jiwaku dengan semen pendirian yang tak bisa kau ubah. Tidakkah kau sadar aku tak pernah memolesi jiwamu. Aku terima kamu apa adanya. Hanya satu kuharapkan darimu kelak adalah kau menghargai penyesalanku saat itu, karena satu kesalahan bukanlah benih perpecahan atau suatu ketidakcocokan melainkan saling membenahi. SALING MELENGKAPI! Kau harus camkan kalimat itu di dalam hatimu. Tetapi kau tak bisa. Dan kau pergi tanpa bicara.

Aku ingat setelah pertemuan itu , kau selalu menjauh. Kadang kau membuang muka, berlari, bersembunyi, atau menyibukan diri sendiri. Segala cara kau lakukan agar kau bisa menghindar dariku. Sungguh, seolah aku bagai aib di matamu. Sesungguhnya aku hanya mau bicara baik-baik denganmu. Aku hanya minta penjelasanmu kenapa kau pergi. Itu saja.
Kau mengerti? Perbedaan itu tidak disatukan, tetapi dipisah-pisahkah. Dikotak-kotakkan atau diberi sekat agar tidak merusak yang lainnya atau mengganggu yang lain. Tidakkau kau lihat pelangi. Warna itu sesungguhnya tidaklah bersatu tetapi terpisah dan alangkah indahnya warna yang terpisah itu. Bisakah kau bayangkan jika warna itu bersatu dan terpajang di langit biru. Akan menjadi layar buruk tentunya bukan? Maka aku pun pergi. Kita tak bisa bersatu
Ya, kita memang tak pernah bisa bersatu lagi Padahal aku tidak pernah mencoba menyatukan jiwaku pada jiwamu.�
Sungguh aneh jalan pikiranmu, katamu.Aku tak punya salah sedikitpun padamu. Kau bergulat sendiri dengan pemikiranmu dan menetapkan sendiri pula kebenarannya, tanpa menelusuri kembali kebenaran yang kau dapat. Kau terlalu yakin pada pemikiranmu yang belum tentu benar itu kau hanya berfikir aku pernah membohongimu. Padahal kau pernah mengatakan, bahwa kesalahan tidak kan ada jika tidak ada kebenaran.
Apakah kau tidak sadar, bahwa kita sudah terikat dalam satu tali ikatan, bukankan itu sudah menyatu? Kita berada dalam satu ruangan, bukankah itu sudah menyatu? Kita pernah bersetubuh bukankah itu berarti dua tubuh sudah menyatu.
Tapi itu hanya dari luarnya saja, tidak di dalam ini, jiwa ini, dan itu tak pernah bisa bersatu. Memang Jiwamu, jiwaku, jiwa manusia sebenarnya adalah satu. Hanya karena berada dalam diri manusia yang berbeda, maka jiwa pun berbeda.
Begitulah kau, Kau terlalu yakin dengan pergumulan nafsumu sendiri dan tak mau mencoba memahami sakitnya hati ini.
Sungguh, aku tak bisa dan tak akan pernah bisa mengerti dirimu. Aku pergi!Baik, aku mengalah jika itu sudah keputusanmu. Tapi tolong jelaskan padaku, kenapa kau hanya menulisnya lewat pesan singkat itu.
Aku juga mempertimbangkannya dengan teliti bagaimana aku harus mengatakan bahwa aku tak bisa hidup lagi denganmu. Jika kukatakan langsung, maka aku kalah dengan pemikiranmu yang membingungkan itu. Lalu kupikir menulis saja. Tapi ketika aku mulai menulis, aku berpikir tentang dirimu. Jika kutulis surat ini panjang lebar, maka kau tak bisa mempercayainya. Kau akan membacanya berulang-ulang untuk meyakinkan dirimu, dan kau akan menyimpannya dalam tumpukan ingatanmu menjadi kenang-kenanganmu. Oleh karena itu, aku pun menulis pesan singkat untukmu berkata aku masih sayang dan kau tetap kukenang walau kali ini kau sakiti aku dan kau bunuh asaku agar setelah kau membacanya kau bisa menghapusnya dan membuangnya kau pun tak perlu menyimpannya. Karena pesan singkat itu juga pertanda jiwamu yang sudah lusuh.. kalau sudah melebihi titik ekstrim, ternyata kau menjadi sangat tidak menyenangkan. Aku tahu kau sendiri kadang tak bisa memahami apa yang telah kau ucapkan bahkan kau lupa dengan kata-katamu sendiri.
Ya, akhirnya kita benar-benar berpisah dan aku dengan setengah hati melepaskanmu. Kita tak bisa bersama lagi. Kubiarkan kau mencari pasangan lain yang sesuai hatimu,yang tak pernah berbohong,yang cantik dan tidak gendut seperti badanku, yang sama dengan watakmu, yang cocok denganmu. Seandainya takdir mempertemukan jodoh sesuai kriteriamu, maka sebelum terlambat kukatakan padamu bahwa kau akan melewati hari-harimu dengan kejemuan. Tidak ada sesuatu yang berbeda dari kalian untuk saling dilengkapi. Semuanya serba sama. Andai saja kau bisa mengerti, bahwa yang kita butuhkan, juga dunia ini bukanlah persamaan tetapi kebersamaan dan di dalam kebersamaan itu tentunya banyak perbedaan dan kesalahan. Tak ada manusia yang sempurna bukan :)
semoga kau bisa merenungi surat terakhirku ini

Untuk calon imam dunia akhiratku

Asssalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

 

Duhai calon pemilik tulang rusukku, aku akan segera hadir dalam dinginnya malam dengan hangatnya jiwa. Ku tunggu hingga Ijab Kabul terucap dari lisanmu. Aku akan menjaga dalam harumnya semerbak dalam jiwaku, menunggu hingga engkau menahkodai bahtera kita. Ku kan berhijab dengan sempurna dengan tak selalu mengikuti arah arus angin yang berhembus.

 Duhai calon imam dalam sholatku, aku kan selalu hadir dalam cintamu kepada Allah, dengan sigap aku akan menghamparkan sajadah sebagai alas sujudmu, dengan hadirku sebagai makmum Insya Allah akan menyempurnakan sholat kita. Deru do’amu teiring “aamiin” dari lisanku.

 Dalam hening malam bulir air mata tak henti ku teteskan bercahayakan munajat doa.

 Duhai calon pemilik tangan gagah yang menolongku ketika aku terpuruk dan jatuh.. lindungi aku dalam perjalanan hidup kita, ketika engkau terluka kan kubalut dengan cinta jiwa yang merona, menyembuhkan segala perih dalam jiwamu.

 Duhai calon pengusap air mataku, sungguh engkau takkan rela calon bidadarimu ini menangis, usaplah lembut pipi kemerah-merahan ini agar tak menangis, dan kan kuhaluskan telapak kakimu dengan mencucikannya ketika engkau pulang dari berjihad.

 

Duhai calon ayah dari para mujahi-mujahidah kita, aku sebagai madrasah pertama sebagai sumber ilmu dari anak anak kita, kan kutanammkan ilmu agama agar mujahidah kita takut akan Rabbnya, santun pada kedua orang tuannya, menghormati orang-orang yang lebih tua. Akhlakul karimah yang baik kan kusisipkan dalam prilakunya semenjak kecil.

 Duhai calon nahkoda yang kan membawa keluargaku ke surga…
Mari kita hiasi rumah kita dengan cahaya cahaya iman…

 

Aku dalam diam sengaja tak menampakkan diri, agar engkau benar benar menemukanku dalam cahaya sujudmu
Aku tak banyak bicara karna aku takut ketika aku menyapa, engkau tepesona pada apa yang kuucap
Aku menunduk malu, tak berani menatap mata binar yang engkau miliki, karena aku takut dapat memudarkan imanku.

Temukan aku wahai calon imam dalam sujudku…

Aku menunggu lisan ijab darimu..

 

..:: Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh ::..

mencintaiku (KATANYA)

Mencintaiku, katamu
Tapi mengapa begitu ?
Sedang senja setia menanti malam
Tapi kenapa kau begitu cepat temaram ?
Termakan alibi lupa pada janji
Yang kau buat dan kau pungkiri sendiri

Lalu..
Mencintaiku, katamu
Tapi mengapa begitu ?
Sedang nafas ini masih memburu
Saat bibir dingin mengecup beku
Tapi  mengapa terkesan semu ?
Entah apa yang ada dipikiranmu

Jadi..
Kenapa mencintaiku
Jika ternyata kali ini kau membisu
Hanya bermain-main dengan duniamu
Apa tak ada artiku bagimu ?

Tak mengapa jika kau lupa
Tak kan ku tanya mengapa ku luka
Jika harus pergi, maka pergilah
Tak'kan kutanya mengapa kau hilang
Karena ku tak mau temaram
bersama cintamu yang muram

Apakah Semuanya Hanya Sia-Sia

Jika kukatakan aku menderita

Kalau aku jujur aku tak bahagia

Andai kau tahu semua isi hatiku

Akankah semua masa ini terlewati dengan indah…

Kau pinta semua yang kupunya

Kuberi segala yang aku bisa

Aku tetap menunggu meski kau pergi

Mengapa kini tak pernah ku dapat keindahan itu…

Apa artiku di matamu

Apa bagimu aku dalam hidupmu

Apa semua yang telah kurelakan hanya sia –sia

Mengapa….

Dalam kelu lidahku selalu kusebut bahagia untukkmu

Dalam setiap doaku namamu tak mungkin terlewatkan

Dalam hidupku dirimu menjadi ukiran yang tak mungkin hilang

Semua tanpa keindahan…

Sabtu, 18 Februari 2012

12 Oktober '11

Sudah ratusan jam kulalui tanpa kabarmu. Cemas, tentunya, tak perlu kau tanya lagi. Apakah aku membuatmu khawatir? Maaf. Tak mampu menjangkaumu bukan berarti aku tak memikirkanmu. Yakinlah.
Seperti saat ini. Gelombang suara berfrekuensi tinggi menggema di gendang telinga. Ramai. Orang-orang tampak bahagia menikmati suasana. Semoga tawa mereka tak palsu, seperti milikku.

Sengaja kupilih bangku paling ujung. Aku hanya ingin menyembunyikan wajah senduku. Tak mau berbagi kesedihan dengan mereka yang sedang dilimpahi tawa.

Sejauh pandang, menjulang beberapa gedung dengan design futuristik. Mereka hampir menyentuh langit. Indah memang. Unik lebih tepatnya. Sayang mereka tak punya nyawa. Tak bisa mengeluh kepanasan saat matahari sedikit sombong membakar bumi. Tak mampu berterimakasih pada awan saat menikmati keteduhan.

Seperti bangunan itu saat aku tanpamu. Terlihat kokoh di luar, namun sebenarnya hampa.

Tak dapat menjangkaumu, rasanya aku perlu mensyukuri itu. Karena akhirnya aku tahu, bahkan satu milidetik yang kulewati bersamamu, ah, aku tak tahu lagi kata apa yang tepat merepresentasikannya selain: “berharga”.

Kopiku tak lagi panas, sepertinya hatiku berkorelasi dengannya. Hujan pun meluruh tanda langit mulai rapuh. Angin membuncah bagai memompa semua gundah. Mungkin hanya alam yang mampu membaca hati.
Kini semua rasa menggelembung menjadi satu, aku namakan itu rindu. Gelembung ringkih yang jika pecah hanya akan jadi airmata.
Dan tahukah kau, menahan air mata lebih sakit daripada menjatuhkannya? Kali ini aku memilih menahannya. Aku pun tak tahu alasannya.

Aku harus segera beranjak karena waktu tak bisa dibajak. Separuh hatiku masih kau tawan, menuntut pembayaran atas rindu yang belum kesampaian.

Masturbasi Otak

KALI ini bukan masturbasi biasa. Ini lain daripada yang lain. Masturbasi otak namanya.

Istilah ini saya ambil dari perkataan seorang dosen yang dongkol dengan orang-orang di sekitarnya yang sibuk dengan pikirannya sendiri dan tidak pernah mau melihat fakta yang sesungguhnya. Kasarnya, sok pintarlah! Sok iye banget!!!


Ini dia, nih!!! Bapak yang satu ini doktor, sih, doktor. Lulusan luar negeri pula. Bukan dosen yang menggunakan istilah ini, lho! Tapi dia adalah seorang doktor yang senang melakukan masturbasi otak. Hanya berkutat pada pemikiran yang luas dan yang dia yakini hebat, tetapi tidak mau melihat secara mendetail dan lebih fokus lagi. Dia terjebak dalam istilah pintar dan bodoh. Berkelas dan murahan. Konotasi dan denotasi awam yang paling populer di masyarakat. Lebih hebohnya lagi, dia sudah terbiasa, dan ketagihan. Sangat menikmati rasa “pintar” dan “berkelas”-nya itu! Emang enak, sih! Hehehe…

“Pak, apa yang bapak sebut dengan moral?”
“Menurut kajian filsafat, moral adalah…. Bla bla bla…”
“Ada yang lain?”
“Sedangkan menurut kajian agama… Bla bla bla…”
“Sudah?”
“Lain lagi kalau menurut kajian budaya! Moral itu… Bla bla bla…”
“Kalau menurut Bapak sendiri?”
“Maksudnya?”
“Ya menurut Bapak!!! Bukan menurut teori?!”
“Ya, menurut saya… semua itu harus ditinjau dari berbagai kajian yang berbeda!!”
“Yeee… balik lagi, deh!”

Hmmmm… Sudah seperti orang sedang baca majalah dewasa saja! Sambil masturbasi pula!!! Apa bedanya coba? Semua yang tertulis dan tergambar di majalah itu ditelan mentah-mentah. Dicerna, sih, tapi cuma untuk kenikmatan dirinya sendiri saja. Orang lain dan fakta serta kenyataan yang ada… emang dipikirin???

Maksud dari tulisan saya ini adalah untuk sekedar mengingatkan saja bahwa hal yang dianggap kecil dan sepele seringkali justru yang menjadi besar dan luar biasa. Seperti nyamuk! Kecil dan disepelekan. Padahal kalau ada satu saja yang menyerang… mau pintar mau nggak… sama-sama bisa mati juga.

Seks juga sama. Dianggap kecil karena merasa sudah tahu dan sudah dari sananya tahu. Tapi, jangan salah… seks bisa menjatuhkan seorang presiden dari jabatannya. Bisa membuat bursa saham dunia anjlok nggak keruan. Bisa membuat sebuah negara hancur berantakan. Malah kalau dipikirkan secara lebih mendalam lagi, baik dari kajian filsafat, politik, budaya, agama atau apapun juga, seks memegang peranan penting atas kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup lainnya. Bayangkan bila dunia tidak mengenal seks??? Bayangkan lagi kalau tahunya hanya seks yang itu-itu saja??? Mau??? Hehehe…

Yah… janganlah kita menjadi orang yang senang melakukan masturbasi otak. Betul, dengan masturbasi otak kita bisa memiliki wawasan yang luas. Hanya saja jangan untuk memuaskan diri sendiri saja, dong! Pikirkanlah untuk membaginya kepada sesama umat manusia, makhluk hidup, serta semua ciptaan-Nya. Manfaat dan berkah yang diberikan dan diterima akan jauh lebih berarti.

Bagi saya, lebih enak jadi orang bodoh yang mau berbagi dan memuaskan banyak orang daripada dibilang pintar tapi hanya untuk menjadi bodoh.