Sejenak kita melihat, apakah hujan datang?
Di punggungmu, kuletakan pipiku. Memelukmu.
Sebentar sayang…
Gemelutuk pucat yang tertahan.
Terasa kejam, saatku memelukmu tanpa perasaan.
Sebentar hujan…
Dibawah toko, oh bukan didepannya.
Kita berhenti pada kesunyian
Menggelayut pada kaca, menahan godaan.
Sebentar terang…
Kau memujiku tanpa pesan,
Tatapan nakalmu pada hujan, kilat menyambar
Yang menyiratkan jawaban.
Sebentar sayang…
Waktu tak lenyap sejenak
Di kala hujan punggungmu yang tak mampu ku genggam, pada terang Ramadhan.