Mengenai Saya

Foto saya
Tahun 2010 bersamaan dengan bermulanya cerita baru, setidaknya itulah yang terjadi pada aku. Tahun 2010 banyak membawa hal baru, Begitu heboh sampai aku sendiri takjub, jub…jub…. Anehnya lagi, untuk 2010 ini aku tidak membuat resolusi apa-apa. Just flow like water… pokoknya ada yang berubah deh. Namun di tengah semua kejadian itu, aku ternyata banyak belajar. Belajar untuk ‘melihat lebih’, ‘mendengar lebih’ dan ‘berbicara kurang’. Entah sampai kapan aku akan berdiam sebagai ‘pengamat’. Atas lembar hariku yang setiap hari berganti… Just flow like water, mungkin aku coba dengan ‘mode’ ini dulu deh, siapa tahu memang membawa pembaharuan.

Minggu, 19 Februari 2012

Satu Cinta Beda Agama ( Salahkah ?? bila kami BERBEDA)

Jika Tuhan menjadikanmu berbeda keyakinan denganku, apakah Tuhan juga akan menjadikanmu bukan milikku?

Jika agama mengajarkan kebaikan, lalu mengapa agama mengharuskan perpisahan? Sedangkan pada dirimu kulihat kebaikan?

Jika harus bersama dia yang sama keyakinan tanpa cinta dan kasih sayang, apa itu bentuk kebaikan ajaran agama?

Tuhan kami sama-sama satu, kami hanya berbeda perantara. Bukankah Tuhan penuh cinta dan kasih sayang? Kenapa kami dipisahkan karena perbedaan agama?

Tuhan menyuruh kita menikah karena agama dan takwa. Jika agamanya dan agamaku memiliki Tuhan yang sama, kenapa kami tetap tak boleh bersama?

Jika agama kami berbeda nama, namun Tuhan kami tetap sama kenapa manusia masih membedakan nama? Bukankah cinta kami kehendak Tuhan juga?

Kami dipisahkan aturan manusia atas nama aturanmu, Tuhan. Kami tak tahu harus mengadu kemana selain kepadamu. Namun, mereka masih saja tetap tak peduli pada hati.

Lalu dipaksakan kepada kami pasangan seagama yang tak kami cintai.

Jika kami menuruti kehendak mereka lalu menikah tanpa rasa di hati, apa Tuhan merestui pernikahan kami?

Apakah pernikahan yang dipaksakan atas nama kebaikan agama ini sebuah kebaikan? Apa memisahkan dua orang yang saling mencintai itu sebuah kebaikan?

Aku mengadu pada Tuhanku, pun ia pada Tuhannya, Tuhan kami yang Esa. Kami menangis tanpa mampu memberontak. Kami menyayangi Tuhan kami.

Mereka bilang salah satu dari kami harus pindah agama. Apa itu menyelesaikan masalah? Apa itu sebuah solusi? iman kami ada di hati, bukan di KTP!

Jika kami harus terusir, maka usirlah kami. Bukan mengusir kami dari Tuhan kami. Ijinkan kami menyayangi Tuhan kami dengan iman kami.

Mereka bilang kami akan masuk neraka, ditolak surga. Kami hanya ingin saling mencintai, memiliki. kami menyayangi Tuhan kami. Biarkan Tuhan kami yang menentukan.

Kami menyayangi Tuhan kami bukan karena imbalan, surga pun neraka. Cinta kami pun bukan untuk diperjualbelikan atas nama agama. Jangan paksa kami menjual iman dan Tuhan kami.

Kini kami terpisah dan kalian tetap tak peduli. Kalian tak peduli betapa hancurnya perasaan kami. Kalian tertawa atas nama agama.

Tuhan, mereka bilang ini kehendakmu. Kami tak yakin kau mempertemukan kami hanya untuk sebuah penderitaan. Kami percaya padamu.

Kami percaya kau maha menyayangi. Kami percaya kau menyayangi hambamu yang menyayangimu. Perbedaan ini hanyalah baju, bukan hati kami dimana iman kami memujamu.

Jika perpisahan ini pun kehendakmu, maka jagalah kekasihku. Jagalah hatinya dari rasa duka karena perbedaan ini. Tuhan, lindungi dia.

Tiap tetes airmatanya bukanlah kesedihan karena kami tak bisa bersama, Tuhan. Tapi karena mereka membedakanmu atas nama agama.

Tuhan, kau mengetahui apa yang terbaik bagi kami. Jika kami lancang saling mencintai, maka jangan kau berikan rasa seperti ini kepada orang lain.

Cukuplah kami yang merasakan cinta seperti ini. Cukuplah mereka membedakanmu karana nama agama yang berbeda. jangan lagi ada kepedihan seperti ini.

Kami tahu, tak ada solusi selain kami disuruh berpisah, bersabar atau menjual agama kami. Sekali lagi, tidak! Biarkan kami saling mencintai dengan cara kami.

Silahkan bilang kami bodoh, bebal atau apa pun. kami menyayangi Tuhan kami, kami pun salin menyayangi satu sama lain. Biarkan kisah kami menjadi dongeng duka.

Agar cukup kami yang meneteskan airmata kepedihan. Karena perbedaan yang dibuat manusia. Atas nama surga dan neraka pun atas nama Tuhan.

Tuhan, kami titipkan rasa ini kepadamu. Darimu semua berawal, rasa ini pun milikmu. Ijinkan kami menikmatinya kelak di kebun cintamu.
Kami tak menyesal saling mencintai dan menyayangi. Bukankah engkau yang mengajarkan kami rasa itu? Tuhan, kau tahu kami memujamu, yang Esa.

Jika takdir kami harus seperti ini, maka kami menerimanya dengan kepatuhan karenamu. Bukan karena mereka yang meributkan nama agamamu.

Kekasihku, mungkin ia kini tersudut sepi dihimpit duka. Tuhan, beri ia keteduhan. Yakinkan semua ini kehendakmu. Aku mohon, Tuhan. Beri ia hati yang lapang. Untuk memahami bahwa cinta kami adalah kehendakmu, sebagai kisah untuk mereka yang saling mencintai namun berbeda agama.

Tuhan, maaf jika aku terlalu banyak menyebut namamu untuk masalah kami yang tak sepatutnya membawa-bawa namamu yang suci itu.

Dan mereka yang selalu membedakanmu karena nama agama, beri mereka kebaikan dan kasih sayangmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar